Sholihin HZ dan Pengurus MUI Kalimantan Barat Ikuti Workshop Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Boardgame


Pontianak, 5 November 2024 –, Bersama sembilan utusan MUI Kalimantan Barat  lainnya, Sholihin HZ, guru di MAN 2 Pontianak sekaligus pengurus MUI Provinsi Kalimantan Barat mengikuti Workshop Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Boardgame yang digelar di Hotel Golden Tulip, Pontianak. Kegiatan yang digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Barat ini berlangsung pada hari Selasa, 5 November 2024, diikuti oleh sekitar 40 peserta dari berbagai kalangan, termasuk dosen, guru, penyuluh, serta perwakilan organisasi keagamaan.

Workshop ini bertujuan untuk memperkuat moderasi beragama melalui pendekatan yang inovatif dan interaktif, yakni melalui permainan boardgame. Kehadiran perwakilan dari FKUB Kota Pontianak, organisasi keagamaan, serta berbagai instansi lainnya, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap pentingnya membangun kerukunan antarumat beragama di Kalimantan Barat.

Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Umum FKUB Provinsi Kalimantan Barat, Prof. Ibrahim, MA. Dalam pemaparannya, Prof. Ibrahim menekankan pentingnya moderasi beragama untuk menciptakan keharmonisan sosial dan saling menghargai antarumat beragama. Setelah itu, sesi inti dilanjutkan dengan pemaparan mengenai konsep "Moderasi Beragama Berbasis Boardgame" oleh Syamsul Hidayat, seorang dosen IAIN Pontianak yang juga penemu metode Jalan Harmoni berbasis boardgame.

Pada sesi ini, peserta dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari lima orang, dengan latar belakang agama, suku, dan jenis kelamin yang berbeda. Setiap anggota kelompok diberikan kartu yang memuat pertanyaan atau soal yang harus dijawab berdasarkan peran yang mereka mainkan. Setiap peserta diminta untuk menyampaikan pendapat dan perspektifnya terkait isu-isu yang ada, dengan tujuan untuk membangun komunikasi yang terbuka dan saling menghargai. Konsep permainan ini dirancang untuk mendorong peserta agar lebih memahami sudut pandang orang lain dan meredakan potensi konflik berbasis perbedaan.

Workshop ditutup dengan pembagian boardgame sebagai apresiasi kepada peserta yang memberikan pendapat terbaik menurut kelompoknya. Keberhasilan acara ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan para peserta dalam mengelola keragaman agama dan budaya di tengah masyarakat.

Kegiatan ini mendapat respon positif dari berbagai pihak, termasuk para peserta yang menganggap metode boardgame ini sebagai cara yang efektif untuk memperkuat moderasi beragama dan mempererat hubungan antarumat beragama di Kalimantan Barat.**