Pontianak (Kemenag Pontianak) -- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pontianak, Ruslan, menerima audiensi dari tim dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak di Ruang Kepala Kantor Kemenag Kota Pontianak pada Kamis (18/09/2025).
Pertemuan ini membahas rencana kolaborasi dalam program penguatan moderasi beragama serta pengembangan bimbingan pra-nikah yang lebih sistematis dan berbasis akademik.
Tim IAIN Pontianak dipimpin oleh Dr. Wahab, M.Ag., didampingi Dr. Riza Fahmi, M.Ag., Dr. Wulan Purnamasari, M.Pd., serta Dr. Sumin, M.Si. Sementara dari Kemenag Kota Pontianak turut hadir Kasubag Tata Usaha, Ruswandi, serta Plt. Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Yuliansyah.
Pertemuan berlangsung dalam suasana penuh semangat sinergi, dengan harapan tercipta langkah bersama untuk memperkuat pelayanan keagamaan di Kota Pontianak.
Dalam diskusi tersebut, kedua belah pihak menyepakati empat poin utama kerja sama. Pertama, digitalisasi khutbah tematik tahunan agar materi khutbah dapat lebih mudah diakses masyarakat dan relevan dengan isu-isu kekinian.
Kedua, kolaborasi dalam bimbingan perkawinan, yang mencakup penguatan materi keagamaan, psikologi, serta kesehatan keluarga.
Ketiga, penguatan moderasi beragama dan kerukunan umat untuk mendorong sikap toleransi dan harmoni di tengah masyarakat.
Keempat, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) bimbingan pra-nikah berbasis kajian akademik sehingga pelaksanaannya memiliki standar mutu yang seragam.
Ruslan menyambut baik rencana tersebut dan menegaskan bahwa program ini selaras dengan visi dan misi Kementerian Agama dalam memperkuat pelayanan keagamaan, membangun kerukunan umat, serta menyiapkan keluarga sakinah.
Menurutnya, sinergi dengan perguruan tinggi sangat penting agar program pembinaan masyarakat tidak hanya bersifat praktis, tetapi juga berbasis riset dan data ilmiah.
“Kemenag Kota Pontianak telah rutin melaksanakan bimbingan pra-nikah, namun melalui kolaborasi dengan IAIN Pontianak, kami berharap kualitasnya semakin berkembang, baik dari sisi materi, metode, maupun dampaknya bagi calon pengantin,” ungkap Ruslan.
Ia menekankan bahwa kerja sama ini menjadi peluang strategis untuk menghadirkan bimbingan yang lebih komprehensif dan sesuai kebutuhan masyarakat modern.
Lebih lanjut, Ruslan berharap kesepakatan ini tidak berhenti pada tahap perencanaan, melainkan diwujudkan dalam aksi nyata.
Beberapa langkah konkret yang didorong antara lain penyediaan modul digital, pelatihan bersama antara dosen dan penyuluh agama, serta penelitian kolaboratif.
“Sinergi antara Kemenag dan perguruan tinggi akan menjadi langkah strategis untuk mencetak generasi keluarga yang kokoh secara spiritual, harmonis, dan moderat,” tambahnya.
Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi contoh kolaborasi berkesinambungan antara pemerintah dan perguruan tinggi.
Dengan demikian, program pembinaan keluarga dan penguatan moderasi beragama dapat semakin efektif, memberikan manfaat luas, serta berkelanjutan bagi masyarakat.
Sinergi ini sekaligus menegaskan komitmen bersama dalam membangun peradaban umat yang rukun, kuat, dan adaptif terhadap tantangan zaman.









