Dilaksanakan di teras Kantor Kemenag Kota Pontianak pada Rabu, 23 Oktober 2025 berlangsung saprahan yakni tradisi makan bersama dengan cara duduk lesehan. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Pontianak, Ruslan, beserta seluruh jajaran pimpinan dan staf. Partisipasi meluas dari seluruh unit kerja, termasuk para Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan, Kepala Madrasah Negeri, serta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kantor Kemenag Kota Pontianak. Turut hadir Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Kabid Urais) Kanwil Kemenag Kalimantan Barat, Mi\'rad, bersama istri; Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bengkayang, Syamsul Bahri; dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Landak, Abdulbar.
Dimasing-masing madrasah negeri, pagi harinya dilaksanakan upacara atau apel dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Pontianak ke-254. MAN 1 Pontianak menandai peringatan ini dengan mengadakan sejumlah kegiatan diantaranya pemilihan bujang-dare 2025 yang diikuti oleh seluruh siswa MAN 1 Pontianak. Pagi sebelum berbagai kompetisi dimulai, MAN 1 mengadakan acara pembukaan dengan sambutan kepala MAN 1 Pontianak, Sholihin HZ yang memberikan apresiasi atas inisiatif bidang kesiswaan dalam menggelar agenda tahunan ini, ”saya menyambut baik agenda ini. Kegiatan ini sebagai bentuk kita cinta tanah air, cinta kearifan lokal dan siap untuk menjaga dan melestarikannya. Tari jepin, baju telok belanga dan baju kurung, bepantun adalah bagian dari budaya yang positif untuk dikembangkan agar generasi muda tahu akan budaya lokal setempat”, ujar Sholihin HZ yang juga Ketua Wilayah Pergunu Kalimantan Barat.
Sholihin juga menambahkan, ”kita patut berbangga karena hidup di tengah kekayaan budaya yang sarat dengan nilai-nilai luhur, sopan santun, dan kearifan lokal. Budaya Melayu Pontianak bukan hanya warisan nenek moyang, tetapi juga identitas yang membentuk jati diri kita sebagai masyarakat yang beradab dan beriman. Menjaga budaya Melayu berarti menjaga akar dan karakter bangsa. Melalui bahasa, adat istiadat, kesenian, pakaian tradisional, dan nilai-nilai seperti gotong royong, hormat kepada orang tua, serta santun dalam bertutur, kita belajar untuk menjadi pribadi yang bermartabat dan berakhlak mulia—nilai yang sejalan dengan ajaran Islam.”
”Saya mengajak seluruh siswa MAN 1 Pontianak untuk tidak hanya mengenal, tetapi juga mencintai dan melestarikan budaya Melayu Pontianak. Jadikan budaya ini bagian dari keseharian kalian, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Dengan cara itu, kita dapat berkontribusi dalam menjaga warisan leluhur agar tidak hilang ditelan zaman. Mari kita bangun generasi muda yang modern namun tetap berakar pada nilai-nilai budaya Melayu dan keislaman yang kuat.” pungkas Kepala Madrasah yang produktif menulis ini.**