Ruang Guru MAN 1 Pontianak hari ini menjadi saksi kegiatan ilmiah dan spiritual yang penuh makna. Dalam suasana hangat dan khidmat, para guru serta tenaga kependidikan MAN 1 Pontianak mengikuti kajian bersama Ustaz Dr. Didi Nur Haris, Lc., M.Sh. yang mengupas secara mendalam makna QS. Ali Imran ayat 79 sebagai dasar pembentukan generasi rabbani melalui pendidikan.
Acara dimulai dengan sambutan Kepala MAN 1 Pontianak, Bapak Sholihin HZ, yang menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran Ustaz Didi di tengah keluarga besar madrasah.
“Kita sangat bersyukur atas kesempatan berharga ini. Kajian seperti ini menjadi pengingat bahwa tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai ketuhanan dan membentuk karakter rabbani bagi peserta didik kita,” ujar Sholihin dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa guru di MAN 1 Pontianak diharapkan terus memperkuat aspek ruhiyah dan akhlak dalam proses pendidikan, agar madrasah menjadi tempat lahirnya insan berilmu sekaligus beriman kuat.
Dalam pemaparannya yang runtut dan mendalam, Ustaz Dr. Didi Nur Haris menjelaskan bahwa QS. Ali Imran ayat 79 berbunyi:
“Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: ‘Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah,’ tetapi (seharusnya dia berkata): ‘Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.’”
Menurut beliau, ayat ini mengandung pesan mendalam tentang pendidikan rabbani, yaitu proses pembentukan manusia yang berorientasi pada tauhid, ilmu, dan amal.
“Guru rabbani bukan sekadar pengajar materi, tetapi pembimbing spiritual. Ia menuntun peserta didik untuk mengenal Allah melalui setiap ilmu yang diajarkan,” terang beliau.
Ustaz Didi mengajak seluruh guru untuk senantiasa memperbarui niat dan semangat dalam mendidik. Menurutnya, pendidikan rabbani bukanlah proyek sesaat, tetapi proses panjang yang memerlukan keikhlasan dan kontinuitas.
“Jika seorang guru menanam dengan niat rabbani, maka buahnya akan menjadi amal jariyah yang mengalir hingga akhirat,” tambahnya.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Para guru tampak antusias menggali lebih dalam konsep pendidikan rabbani dalam praktik pembelajaran di madrasah.
Dalam penutupnya, Ustaz Didi mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari nilai akademik siswa, tetapi juga dari keteguhan iman, akhlak, dan tanggung jawab sosial mereka.
“Generasi rabbani adalah generasi yang tahu tujuan hidupnya: beribadah kepada Allah dan memberi manfaat bagi sesama,” tutup beliau.
Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh pendidik di MAN 1 Pontianak untuk terus membangun madrasah yang unggul dalam ilmu, mulia dalam akhlak, dan kokoh dalam iman — sebagaimana cita-cita besar membentuk generasi rabbani yang diridhai Allah SWT.**









