Untitled-6


Untuk HP
Kejar Prestasi, Siswi MTs.N 2 Pontianak Lakukan Penelitian Lapangan ke Desa Sengawang Kab. Sambas

Pontianak, 2 Agustus 2025

Antusiasme dan Semangat ditunjukkan oleh dua siswi MTs Negeri 2 Pontianak saat melakukan pengumpulan data penelitian langsung ke Desa Sengawang, Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari pada tanggal 28-29 Juli 2025, kegiatan ini merupakan bagian dari keikutertaan mereka dalam mengikuti Kompetisi Riset dan Inovasi Siswa Indonesia (KREASI) 2025 yang lolos pada tahap penelitian, sebuah ajang nasional bergengsi di bidang penelitian pelajar tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.

Dalam kegiatan tersebut terdiri dari dua orang siswi yaitu  Oryza Safira Putri dari kelas 8.7 dan Almira kelas 9.9 yang tergabung dalam Tim Enggang, beserta Tim pembimbing KIR SWANDA sebanyak 3 orang, mereka melakukan wawancara untuk menggali data primer sebagai bahan pelengkap laporan penelitian mereka yang berjudul ” Tradisi Saprahan masyarakat Melayu Sambas: nilai-nilai Sosiokultural Pelestarian Warisan Budaya. Penelitian ini menggali secara mendalam makna dan nilai-nilai sosial budaya yang terkandung dalam tradisi Saprahan, sebuah prosesi makan bersama khas masyarakat Melayu Sambas yang sudah diwariskan turun-temurun.

Dalam wawancaranya, H. Makmun menjelaskan bahwa tradisi Saprahan tidak hanya sebatas kegiatan makan bersama, tetapi juga mengandung unsur kebersamaan, kekeluargaan, musyawarah, serta penghormatan terhadap tamu dan orang tua. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, melalui wawancara mendalam dengan tokoh adat, tokoh masyarakat, pemuda/pemudi yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Saprahan, pelajar dan Guru Muatan Lokal di salah satu sekolah menengah yang ada di desa Sengawang kecamamatan teluk keramat Tim Enggang  juga menganalisis bentuk-bentuk simbolik yang ada dalam tradisi ini, mulai dari tata cara duduk, susunan makanan, hingga pantangan yang harus dijaga.

Kegiatan ini tak hanya menjadi bagian mengikuti kompetisi riset semata, tapi juga memberikan pengalaman nyata kepada siswa dalam menerapkan metode ilmiah di lapangan. Melalui kegiatan seperti ini, MTs Negeri 2 Pontianak berharap bisa mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga peka terhadap potensi dan permasalahan di sekitar mereka.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Saprahan memiliki potensi besar sebagai media pembelajaran karakter, terutama dalam hal toleransi, tanggung jawab sosial, dan pelestarian identitas budaya lokal. Dengan semangat muda dan kepedulian terhadap warisan leluhur,  membuktikan bahwa generasi Z pun mampu menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan.

Kompetisi KREASI 2025 sendiri akan digelar pada bulan Oktober mendatang dan diikuti oleh ratusan Sekolah/madrasah dari seluruh Indonesia. Oryza dan Almira berharap penelitian mereka bisa memberikan kontribusi positif, baik bagi lomba maupun bagi pembangunan desa berbasis potensi lokal. (Tim Humas MTs Negeri 2 Pontianak)

kemenag dark mode
Berita Terkini
..
Info Grafis