Pontianak – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pontianak, H. Ruslan, bersama Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kota Pontianak melaksanakan silaturahmi dengan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kota Pontianak, pada Rabu (20/8/2025) di Kantor Pengurus Permabudhi Kota Pontianak.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kasubbag TU, Penyelenggara Buddha Rakiman, Ketua IPARI Kota Pontianak, Ketua Permabudhi Kota Pontianak Bambang Prayogo, Sekretaris Walubi Kota Pontianak Engelina, serta perwakilan majelis-majelis agama Buddha. Acara dibuka dengan sambutan Penyelenggara Buddha yang sekaligus menandai dimulainya rangkaian silaturahmi.
Dalam pertemuan tersebut, baik Permabudhi maupun Walubi memperkenalkan program kerja masing-masing. Ketua Permabudhi, Bambang Prayogo, menyampaikan bahwa organisasinya rutin melaksanakan kegiatan sosial-kemanusiaan, seperti pembagian sembako, pengobatan dan pemeriksaan kesehatan gratis, serta donor darah. Bahkan, salah satu program pengobatan gratis yang digelar berhasil menjangkau sekitar 1.000 pasien. Ia juga menekankan bahwa hasil Musyawarah Nasional menetapkan fokus utama organisasi adalah ekodharma, sebuah gerakan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan dan sejalan dengan konsep ekoteologi.
Sementara itu, Walubi Kota Pontianak turut memaknai audiensi ini dengan penuh kebersamaan, terlebih bertepatan dengan momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-27 Walubi yang jatuh pada tanggal 20 Agustus 2025.
Kepala Kemenag Kota Pontianak, H. Ruslan, dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi Permabudhi dan Walubi bagi masyarakat.
“Program-program sosial kemanusiaan yang dijalankan ini merupakan langkah nyata dan berdampak besar bagi masyarakat. Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Permabudhi dan Walubi atas kontribusi yang luar biasa, semoga kebermanfaatannya terus meluas dan berkesinambungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, H. Ruslan menyampaikan rencana Kemenag Kota Pontianak untuk mengundang perwakilan organisasi setiap agama dalam sebuah forum bersama. Forum tersebut diharapkan dapat menjadi wadah membahas potensi kegiatan sosial lintas agama, sekaligus memperkuat komitmen moderasi beragama melalui kerja sama dan kolaborasi di bidang sosial.